The Meaning of Gothic

PERNAH dengar istilah “gothic” (dibaca: gotik)?
Jika melihat video klipnya Marilyn Manson, Evanescence, My Chemical Romance dan ikon kelompok musik rock lain dengan penampilan kayak mereka, itu adalah tampilan gaya gothic. Black, dark and gloomy.

Akan tetapi, apakah gothic itu?
Dalam Encarta Dictionary 2006 DVD, istilah gothic ini memiliki pengertian dalam beberapa sisi.
Pertama,
gothic sebagai gaya arsitektur bangunan yang muncul di abad
pertengahan. Gaya ini berkembang di Eropa Barat antara abad ke-12 dan
ke-15 yang dicirikan dengan bangunan berbentuk lancip menyerupai mata
panah, dinding penopang yang mengambang dan langit-langit yang tinggi
dan berbentuk kurva. Biasanya banyak ditemui di gereja-gereja katederal.

Kedua,
sebagai gaya seni abad pertengahan. Maksudnya semua seni diidentifikasi
atau diusahakan mengadopsi gaya abad pertengahan termasuk didalamnya; gaya musik, lukis, dan pahat yang banyak dilakukan orang pada abad ke-12 dan ke-15.
Ketiga,
sesuatu yang disandarkan pada karakter abad pertengahan yang udah
disebutkan di atas. Pada pengertian yang ketiga ini, gothic menjadi
semacam simbol atau identitas yang disandarkan sama abad pertengahan.
Keempat, istilah untuk menyebut genre
fiksi yang menakutkan. Sebuah genre fiksi yang dicirikan dengan
kesuraman, kemurungan dan kegelapan. Atau sering juga dengan alur cerita
yang aneh atau sesuatu yang luar biasa plot yang memaparkan tentang
kesendirian yang mencekam, seperti reruntuhan kastil atau bangunan
lainnya. Selintas, penggambaran di film mungkin mirip horor seperti Count Draculla, Van Helsing, The Crow, Frankenstein, dsb.
Kelima, segala sesuatu yang berhubungan dengan semua karakteristik di atas, baik bahasa ataupun budaya.
Masalahnya adalah, ketika gothic muncul sebagai
sebuah subkebudayaan pada masyarakat modern dan banyak berkembang di
usia remaja, yang kemudian banyak muncul adalah bukan dalam bentuk
apresiasi sama gaya-gaya arsitektur abad pertengahan yang indah itu,
tapi lebih banyak muncul dalam pengertian yang keempat—genre fisik yang menakutkan.
Gambaran tentang kesuraman, kemurungan, kegelapan,
kesendirian dan hal-hal lain yang mencekam. Makanya tidak menherankan
jika kelompok musik yang bergaya gothic ini biasanya lebih
banyak mengedepankan suasana-suasana semacam ini. Itu bisa kamu lihat
dalam tema-tema lagu, gaya berpakaian, dsb.
Supaya lebih jelas, beberapa ciri gaya fesyen
gothic antara lain; segala sesuatu yang berwarna hitam atau gelap,
aksesoris berbahan perak, wajah yang dimake-up dengan pucat yang melambangkan jiwa yang tidak pernah mati (seperti vampire), rambut yang dicat hitam atau ngejreng banget; pirang, merah, ungu atau warna-warna ngejreng lainnya, make-up
yang dominan hitam-putih (dengan dasar putih pucat dengan celak, alis
dan lipstick hitam, alis tipis yang dicukur kemudian dilukis,
menggunakan fesyen dengan bahan kulit, latex, karet, vinyl atau korset
yang ketat, jubah, kalung yang mencekik, simbol ankh (simbol bangsa
Mesir yang melambangkan hidup abadi), dan simbol-simbol keabadian lain,
salib, rantai (yang digunakan pada sabuk, kalung dan lain-lain, tato,
tindik, sepatu berhak tinggi, dan ciri lainnya. Gampangnya, kamu bisa
melihat Eric Draven (karakter dalam The Crow)—dengan muka pucat
dengan garis vertikal yang memotong mata, lipstick hitam; atau Marlyn
Manson dengan penampilan yang hampir sama.

Kalau dilihat dari gaya hidup atau lifestyle, mereka yang menganut aliran gothic, sebagaimana dilaporkan sama www.gothicsubculture.com, sebuah situs yang meneliti dan memperdalam sub-kebudayaan gothic menyebutkan beberapa ciri yang membuat kita kaget.
Pertama,
mereka punya kebiasaan menyakiti diri sendiri, kebanyakan dengan cara
memotong atau mengiris bagian tubuh mereka sendiri. Tindakan ini bisa
disebabkan beberapa faktor, yaitu;
- Mereka melakukannya untuk menarik perhatian. Tindakan ini banyak dilakukan sama kalangan remaja dan biasanya dengan menggunakan silet. Tindakan ini mereka lakukan sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian dari kawan-kawannya.
- Menghindari bunuh diri dengan mengganti rasa sakit fisik untuk rasa sakit lain yang nggak bisa mereka kendalikan. Tindakan ini juga simbol untuk mengingat rasa sakit di masa lalu yang telah dilaluinya. Memotong atau mengiris bagian tubuh sebagai hukuman sama diri sendiri juga termasuk pada ketegori ini.
- Untuk mengonsentrasikan diri. Salah satu obsesi dan idealisme gerakan gothic adalah hidup abadi. Untuk mengonsentrasikan ini, mereka mencoba bersentuhan dengan kematian yang mereka yakini sebagai pintu menuju kehidupan abadi.
- Alasan lain yang nggak disebutkan. Biasanya karena coba-coba atau tindakan imitasi.
Kedua, mereka
punya ritual khusus yaitu dengan mengalirkan dan meminum darah. Meski
berbeda dengan memotong bagian tubuh, motivasi mengucurkan dan meminum
darah bisa sama. Perbedaan utama dari kebiasaan ini adalah bahwa fokus
lebih bisa tercapai dengan meminum darah ketimbang memotong tubuh. Dalam
sejarah, darah dipandang sebagai simbol paling kuat dalam sastra dan
seni, menandakan kehidupan dan kematian sekaligus. Tindakan ini
dilakukan dengan beberapa alasan, diantaranya:
- Meniru vampire. Film dan kebudayaan pop lain pada masa lampau punya banyak cerita tentang vampire. Mereka adalah tokoh yang muncul dalam cerita-cerita tentang iblis dan setan yang takut sama salib, bawang putih dan air suci (dalam ajaran Kristiani). Daya tahan tubuh mereka juga lemah jika terkena sinar matahari. Asumsi ini lama-kelamaan berubah, vampire jadi sesuatu yang indah, abadi, muda, kuat, dan punya kebebasan. Vampire bukan lagi iblis pembunuh, tapi dijadikan simbol “apa yang diinginkan” manusia: ketidaktakutan, keabadian, kekuatan. Dengan keyakinan ini, mereka meniru kebiasaan vampire dengan mengadakan ritual meminum dan mengucurkan darah, yang mereka pahami sebagai tindakan menuju keabadian.
- Rasa penasaran dan coba-coba. Beberapa dari mereka melakukan tindakan itu hanya ingin merasakan seperti apa rasanya, bagaimana darah itu memuncrat dan mengalir, dsb.
- Pengalaman erotis. Seks dipandang sebagai salah satu cara untuk berbagi dengan anggota lain dalam kelompok gothic. Buat sebagian orang, meminum darah bisa jadi merupakan bagian pengalaman erotis. Itulah sebabnya mereka melakukan ritual ini.
- Fanatisme. Meminum atau mengucurkan darah memang bukan tindakan normal, sebab tidak semua orang melakukan itu. Namun, buat mereka yang fanatik sama kelompoknya, mereka bakal melakukan apapun, termasuk mengucurkan dan meminum darah, selama itu untuk kepentingan kelompoknya.
Semua ini makin menguatkan fakta kalau yang namanya
gothic itu identik sama menyakiti diri sendiri. Jadi, tidak heran jika
ada pendapat: remaja yang “mencontek” gaya hidup semacam ini biasanya
suka menyendiri, baik sengaja atau tidak, cenderung menyakiti diri
sendiri, bersikap pemberontak, dsb.
Sebuah penelitian yang dilakukan beberapa peneliti
Skotlandia mengungkap fakta kalau remaja yang mengadopsi gaya hidup
gothic berpotensi lebih membahayakan diri sendiri atau melakukan
percobaan bunuh diri. Nah lho..!
Para peneliti menilai, gaya hidup gothic itu
identik dengan pakaian warna gelap dan musik-musik introspektif. Dalam
ekspresi musik, hampir mirip sama aliran punk. “Meskipun tidak
banyak remaja yang mengidentifikasi secara langsung sebagai anggota
subkebudayaan gothic, angka percobaan bunuh diri dan tindakan-tindakan
yang membahayakan diri sendiri dalam kelompok ini sangat tinggi,” begitu
kata Robert Young, kepala penelitian yang dilakukan Glasgow University
tersebut.
Tim peneliti Skotlandia itu menilai meski gothic adalah subgenre kebudayaan punk, tapi keduanya berbeda. Gothic lebih identik dengan estetika gelap dan kesan berbahaya. Marilyn Manson
adalah salah satu figur yang banyak dipuja dan ditiru para penganut
subkebudayaan gothic ini. Gaya hidup tersebut banyak menuai kecaman
sebab dianggap identik sama kekerasan.
Riset para peneliti Glasgow University ini
melibatkan 1.258 orang remaja berusia 11-19 tahun. Mereka ditanya
tentang kekerasan terhadap diri sendiri dan keterkaitan mereka dengan
berbagai kebudayaan remaja. Di Inggris, angka kekerasan terhadap diri
sendiri di kalangan remaja mencapai 7-14%.
Penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal itu mengungkapkan bahwa 55% remaja yang punya hubungan sama subkebudayaan gothic
melaporkan tindakan yang membahayakan diri sendiri. Masih ada lagi,
sebanyak 47% dari remaja ini juga sempat melakukan percobaan bunuh diri.
Waduh…!!!
Bahkan, setelah disesuaikan dengan faktor-faktor
lain seperti penyalahgunaan alkohol dan depresi sebelum mereka menganut
gaya hidup gothic, para penganut itu masih memiliki level tinggi upaya
kekerasan sama diri sendiri dan percobaan bunuh diri. Artinya, mereka
yang mengadopsi budaya kekerasan ala gothic ini biasanya punya masalah
kepribadian.
“Kemungkinan penyebabnya adalah mereka meniru
tingkah laku ikon atau kelompok gothic. Namun karena penelitian kami
mengungkap lebih banyak upaya kekerasan terhadap diri sendiri sebelum,
bukan setelah, remaja menjadi gothic, muncul indikasi remaja
berkecenderungan membahayakan diri sendiri mudah tersedot kedalam
subkebudayaan gothic,” tegas Young.
Intinya, para penganut subkebudayaan gothic
biasanya adalah mereka yang punya masalah mental. Hal ini diperkuat sama
Michael van Beinum, seorang psikiater remaja dan anak-anak yang punya
anggapan bahwa subkebudayaan gothic mungkin menarik bagi remaja yang
menderita masalah mental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar